Bela Rakyat atau Korporat: Gubernur Bisa Berganti, Tapi Luka Rakyat Gorontalo Tak Akan Hilang

Bela Rakyat atau Korporat: Gubernur Bisa Berganti, Tapi Luka Rakyat Gorontalo Tak Akan Hilang

Anki P Putra

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini, Gorontalo – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail belum lama ini dilaporkan bertemu dengan Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI. Dalam pertemuan itu, kabarnya Gubernur menanyakan soal kejelasan status PT Gorontalo Minerals (PT GM), sekaligus menyampaikan harapan agar nasib para penambang rakyat juga ikut diperhatikan.

Namun bagi rakyat, itu belum cukup.

Yang diinginkan rakyat bukan sekadar "diperhatikan", melainkan diperjuangkan secara sungguh-sungguh. Rakyat ingin Gubernur hadir sepenuhnya sebagai pembela hak dan hidup mereka, bukan sekadar menjalankan formalitas agar tampak berpihak.

Masyarakat butuh ketegasan dan keberanian pemimpin, bukan hanya retorika yang menggugurkan kewajiban.

Rakyat tidak hanya berharap dipekerjakan oleh perusahaan tambang, mereka ingin tanah tempat mereka menggantungkan hidup dikembalikan.

Tanah yang selama ini menjadi sumber nafkah lewat aktivitas tambang rakyat, yang kini justru terancam diambil alih sepenuhnya oleh korporasi.

Mereka kehilangan lebih dari sekadar pekerjaan. Mereka kehilangan harga diri, kehilangan ruang hidup, bahkan masa depan anak-anak mereka jika tambang rakyat dilenyapkan dan digantikan oleh investasi besar yang tidak berpihak.

"Pak Gub, Anda adalah khalifah kami di Gorontalo. Kami mohon, jangan tinggalkan rakyatmu yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Kami bukan penjahat, kami hanya ingin makan dari tanah kami sendiri," seru salah seorang tokoh masyarakat di Bone Bolango, Iskandar Alaina.

Kenyataan pahitnya: jika investasi terus dibela tanpa memikirkan keadilan sosial, dan rakyat terus diusir secara paksa dari tanahnya, maka itu bukan pembangunan—itu adalah perampasan. Ketika rakyat dimiskinkan demi keuntungan perusahaan besar, maka mimpi dan masa depan anak-anak mereka ikut dirampas.

Dan satu hal yang tak boleh dilupakan:

"Gubernur bisa saja berganti. Tapi sejarah akan mencatat siapa gubernur yang berpihak pada rakyat, dan siapa yang membiarkan rakyatnya kehilangan tanah, kehilangan nafkah, kehilangan hidup." tandas tokoh yang akrab disapa Haji Kano itu.

Bahkan dalam sebuah momentum pada saat Rapat bersama Pansus Pertambangan dan Dinas terkait. Haji Kano secara lantang dan nyaris menitikkan air mata mengatakan bahwa perjuangannya hari ini bersama rakyat hanya untuk menyelamatkan aset daerah.

"Hanya itu pak, tolonglah mari kita sama-sama selamatkan aset daerah yang sangat berharga ini untuk masa depan anak cucu rakyat Gorontalo," serunya dengan nada bergetar.